Tari Seudati dimainkan oleh 8 orang laki-laki dengan pembagian 1 orang Syeh (pemimpin), 1 orang apet uneun (pembantu sebelah kanan Syeh), 1 orang apet wie (pembantu sebelah kiri Syeh), 1 orang bak (pembantu belakang Syeh), dan 4 orang pemain lainnya. Selain itu, terdapat tambahan 2 orang aneuk syahi (penyanyi yang mengiringi tarian).
Anggota pemain dalam tarian ini memanggil Syeh yang menjadi pimpinan dengan sebutan "ayah", aneuk syahi memanggil pemain lainnya dengan sebutan "aduen" (abang), dan kedua aneuk syahi mendapat sebutan "adoe" (adik). Dari panggilan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tarian yang berasal dari Aceh ini mencerminkan sebuah keluarga dalam masyarakat Aceh.
Dalam menarikannya, seorang Syeh dan apet Syeh (wakil pimpinan) ada di tengah-tengah baris depan bila susunan pemainnya terbagi atas dua baris dengan empat orang pemain pada setiap barisnya. Hal tersebut dilakukan karena suku Aceh terdiri atas suku bangsa yang heterogen, seperti Melayu, Arab, Cina, India, Portugis, dan Persia. Setiap suku bangsa mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan yang dicerminkan dalam tarian ini.
Anggota pemain dalam tarian ini memanggil Syeh yang menjadi pimpinan dengan sebutan "ayah", aneuk syahi memanggil pemain lainnya dengan sebutan "aduen" (abang), dan kedua aneuk syahi mendapat sebutan "adoe" (adik). Dari panggilan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tarian yang berasal dari Aceh ini mencerminkan sebuah keluarga dalam masyarakat Aceh.
Dalam menarikannya, seorang Syeh dan apet Syeh (wakil pimpinan) ada di tengah-tengah baris depan bila susunan pemainnya terbagi atas dua baris dengan empat orang pemain pada setiap barisnya. Hal tersebut dilakukan karena suku Aceh terdiri atas suku bangsa yang heterogen, seperti Melayu, Arab, Cina, India, Portugis, dan Persia. Setiap suku bangsa mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan yang dicerminkan dalam tarian ini.
No comments:
Post a Comment