Proses Terbentuknya Tanah, Batu-batuan, dan pembentuknya



A.     Proses Terbentuknya Tanah

Proses pembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk menjadi lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang agar lunak, selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah bagian atas (topsoil), dalam jangka waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-perubahan dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.

Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
Faktor-faktor yang menentukan pembentukan tanah adalah sebagai berikut :
  1. Iklim
  2. Batuan Induk
  3. Vegetasi
  4. Relief (tinggi rendahnya permukaan)
  5. Manusia
  6. Waktu

Semua faktor ini tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi dan saling berkaitan.


1.      Jenis-Jenis Batuan
Batuan memiliki macam-macam batuan atau jenis-jenis batuan dimana batuan terdiri atas bentuk-bentuk  yang menyusun kulit bumi secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan endapan (sedimen), batuan malihan (metamorfosa) dari ketiga batuan tersebut merupakan batuan yang menyusun kulit bumi artinya batuan tersebut adalah batuan yang ada disekitar kita, mungkin kita tidak tahu yang mana dikatakan batuan beku, batuan endapan (sedimen), batuan malihan (metamorfosa), yang pastinya kita menganggap bahwa batu itu semua sama saja, tetapi setelah melihat pembahasan ini kita tahu bahwa batuan dimuka bumi ini beranekaragam yang memiliki jenis-jenis tersendiri serta proses terbentuknya batuan-batuan seperti batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, yang berasal dari suatu tempat yang membuat batuan tersebut beranekaragam.

a.         Batuan Beku
Batuan beku berasal dari magma yang mengalami pendinginan sehingga membeku. Berdasarkan tempat pembekuan magma, batuan beku dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam, yaitu:

1.    Batuan beku dalam, menurut Escher, proses pembekuannya terjadi di dalam dapur magma pada kedalaman 15-50 km di dalam bumi. Karena pembekuan jauh di dalam bumi, maka proses pembentukan batuan berlangsung dengan sangat lambat sehingga terjadi pembentukan kristal yang agak besar pada batuan, contohnya adalah batu granit.
                          

2.    Batuan beku luar (batuan beku lelehan), terjadi karena pembekuan magma (lava) yang telah sampai di permukaan bumi. Proses pendinginan berlangsung dengan cepat sehingga batuan tidak berkristal dan tidak berbentuk andesit, yaitu sejenis lava yang telah membeku berwarna abu-abu agak kehitaman. Batuan beku luar banyak dijumpai didaerah gunung berapi di Indonesia.


3.    Batuan beku korok atau batuan beku gang, yaitu batuan beku yang terbentuk di sela-sela (korok) lapisan kulit bumi, menyebabkan terbentuknya kristal-kristal kecil dan di sana sini terdapat pula kristal-kristal yang besar. Pendinginan magma di dalam korok lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan yang terjadi di dapur magma, akan tetapi jauh lebih lambat dibandingkan dengan pendinginan magma di permukaan bumi.



Jenis batuan beku, ciri-ciri, dan proses terbentuknya:

1)     Batu Apung


Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air

Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas

Kegunaan/Manfaat : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.





2)  Obsidian

 
Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal

Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat

Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan





3)  Granit


Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.

Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi

Kegunaan : sbg bahan bangunan                 


                                                                          
4)  Basalt


Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang

Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap

Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)

                         

5)  Diorit


Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih

Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)

Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sbg bahan bangunan (hiasan)




                                                                                             






6)  Andesit


Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga

Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.

Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi






7)  Gabro 



Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar

Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung

Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )


8)  Liparit

Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih

Cara terbentuk : mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit.

Kegunaan : cincin, kalung, anting, aksesoris perhiasan








b.        Batu Sedimen atau Endapan : batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.


1)     Konglomerat




Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya

Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat

Kegunaan : untuk bahan bangunan        






2)  Batu Pasir                                                                   


Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah

Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat

Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan





3)  Batu Serpih


Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu

Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat

Kegunaan : sbg bahan bangunan



4)  Batu Gamping (kapur)


Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam

Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur

Kegunaan : sbg bahan baku semen


5)  Breksi


Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi

Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan
      



6)  Stalaktit dan Stalagmit


Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan, putih

Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.

Kegunaan : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan







7)  Batu Lempung


 Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu

Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan






      
c.         Batuan Metamorf atau Batuan Malihan : batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan


1)   Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu gamping/kapur)                     


Ciri : campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan mengkilap jika dipoles

Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi

Kegunaan : untuk membuat patung dan lantai/ubin
                      




2)   Batuan Sabak                  


 Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis

Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk membuat atap rumah (semacam genting)







3)   Gneiss (ganes)         


Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapat goresan-goresan yang tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut

Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
                                                  





4)  Sekis


 Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap dan terkadang ditemukan kristal garnet

Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah.

Kegunaan : sebagai sumber mika yang utama (satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika)






5)  Kuarsit     
      

Ciri : berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah, sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang

Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan







6)  Milonit


Ciri :  butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan

Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan



2.      Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan
Tahap pertama dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan musim penghujan.
Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air, pecahan-pecahan bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral baru.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
1.         Pelapukan fisik
2.         Pelapukan kimia
3.         Pelapukan biologis
Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan mineral-mineral baru.
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan batuan dan seterusnya.

3.      Susunan Tanah Beserta Janis-jenisnya
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan humus.Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain. Sementara itu,tanah lapisan bawah kurang subur dan mempunyai warna lebih terang.Tanah lapisan bawahmengandung sedikit humus.

Humus berasal dari pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati. Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan yang hidup di tanah, misalnya cacing tanah. Cacing tanah ini memakan sampah-sampah yang ada di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan bahan-bahan organik. Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini, akan diuraikan oleh jamur.

Lapisan tanah yang terakhir atau paling bawah yaitu bahan induk tanah. Bahan induk tanah merupakan lapisan tanah yang terdiri atas bahan-bahan asli hasil pelapukan batuan. Lapisan ini disebut lapisan tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan asalnya.          

Dilihat dari ukuran, bentuk, dan warnanya butiran tanah berbeda-beda. Ada yang butirannya terasa kasar pada jari-jari tangan dan ada yang halus. Ada yang warnanya gelap dan ada yang agak terang. Tanah yang kita tempati sekarang ini terdiri atas berbagai macam bahan padat. Bahan padat ini berasal dari serpihan-serpihan batuan hasil pelapukan. Bahan padat lainnya berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah yang telah membusuk dan hancur.

Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin. Penyusun tanah sangat erat kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui air.



4.      Janis-jenis Tanah Menurut Bahan – bahan Pembentuknya

            Bahan-bahan pembentuk tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat lainnya. Demikian juga dengan jenis-jenis tanah. Jenis tanah juga dapat berbeda di setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berkapur, tanah gambut, tanah vulkanik, tanah podzolik, tanah alluvial, tanah laterit


a. Tanah Berhumus

Tanah humus berada di lapisan atas, berwarna gelap dan bersifat gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukkan tumbuhan. Tanah humus banyak terdapat di hutan tropis. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.


b. Tanah Berpasir

Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur karena mengandung sedikit humus tetapi jenis tanah ini cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara.


c. Tanah Liat

Tanah liat atau lempung sangat sulit dilalui air. Tanah lempung terdiri atas butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan gerabah.


d. Tanah Berkapur

Tanah ini terbentuk dari pelapukan bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur. Tanah ini cocok untuk ditanami pohon jati.


e. Tanah Gambut

Tanah gambut terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, serta bertekstur basah dan lunak. Tanah gambut kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.


f. Tanah Vulkanik

Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah vulkanik bersifat sangat subur sehingga sangat baik untuk pertanian.


g. Tanah Podzolik

Tanah podzolik mudah ditemukan di daerah pegunungan yang bercurah hujan tinggi dan beriklim sedang. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga tanah podzolik berwarna kecoklatan. Tanah podzolik kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.


h. Tanah Aluvial
                   
Tanah aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa oleh air hujan ke dataran rendah. Tanah aluvial bersifat sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.


i. Tanah Laterit

Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur karena tidak mengandung humus.


Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang berbedabeda pula. Tanah yang subur baik untuk bercocok tanam. Kerikil dan pasir dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanah liat digunakan sebagai bahan pembuatan gerabah, batu bata, genting, dan benda kerajinan lain. Jenis-jenis tanah penting kita ketahui terutama jika akan bercocok tanam. Jenis tanah menentukan tingkat penyerapan air, kandungan mineral tanah, dan kemampuanakar tumbuhan menembus tanah.


No comments:

Post a Comment