A.
Proses Terbentuknya
Tanah
Proses pembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk
menjadi lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi
bahan induk yang agar lunak, selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada
lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah bagian atas (topsoil), dalam jangka
waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-perubahan dari
batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses
pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.
Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
Faktor-faktor
yang menentukan pembentukan tanah adalah sebagai berikut :
- Iklim
- Batuan Induk
- Vegetasi
- Relief (tinggi rendahnya permukaan)
- Manusia
- Waktu
Semua faktor ini tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi dan saling berkaitan.
1. Jenis-Jenis Batuan
Batuan memiliki macam-macam batuan
atau jenis-jenis batuan dimana batuan terdiri atas bentuk-bentuk yang
menyusun kulit bumi secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga jenis
batuan yaitu batuan beku, batuan endapan (sedimen), batuan
malihan (metamorfosa) dari ketiga batuan tersebut merupakan batuan yang
menyusun kulit bumi artinya batuan tersebut adalah batuan yang ada disekitar
kita, mungkin kita tidak tahu yang mana dikatakan batuan beku, batuan endapan
(sedimen), batuan malihan (metamorfosa), yang pastinya kita menganggap bahwa
batu itu semua sama saja, tetapi setelah melihat pembahasan ini kita tahu bahwa
batuan dimuka bumi ini beranekaragam yang memiliki jenis-jenis tersendiri serta
proses terbentuknya batuan-batuan seperti batuan beku, batuan sedimen, batuan
malihan, yang berasal dari suatu tempat yang membuat batuan tersebut
beranekaragam.
a.
Batuan
Beku
Batuan
beku berasal dari magma yang mengalami pendinginan sehingga membeku.
Berdasarkan tempat pembekuan magma, batuan beku dapat dibedakan atas 3 (tiga)
macam, yaitu:
1.
Batuan
beku dalam, menurut Escher, proses pembekuannya terjadi di
dalam dapur magma pada kedalaman 15-50 km di dalam bumi. Karena pembekuan jauh
di dalam bumi, maka proses pembentukan batuan berlangsung dengan sangat lambat
sehingga terjadi pembentukan kristal yang agak besar pada batuan, contohnya
adalah batu granit.
2.
Batuan
beku luar (batuan beku lelehan), terjadi
karena pembekuan magma (lava) yang telah sampai di permukaan bumi. Proses
pendinginan berlangsung dengan cepat sehingga batuan tidak berkristal dan tidak
berbentuk andesit, yaitu sejenis lava yang telah membeku berwarna abu-abu
agak kehitaman. Batuan beku luar banyak dijumpai didaerah gunung berapi di
Indonesia.
3. Batuan beku korok atau batuan beku gang, yaitu batuan beku yang terbentuk di
sela-sela (korok) lapisan kulit bumi, menyebabkan terbentuknya kristal-kristal
kecil dan di sana sini terdapat pula kristal-kristal yang besar. Pendinginan
magma di dalam korok lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan yang terjadi
di dapur magma, akan tetapi jauh lebih lambat dibandingkan dengan pendinginan
magma di permukaan bumi.
Jenis batuan beku, ciri-ciri, dan proses terbentuknya:
1) Batu
Apung
o Ciri
: warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
o Cara terbentuk
: dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
o Kegunaan/Manfaat : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang
industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi
dan lain-lain.
2) Obsidian
|
o Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
o Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa
purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
3) Granit
o Ciri
: terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di
pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
o Cara terbentuk
: dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
o Kegunaan
: sbg bahan bangunan
4) Basalt
o Ciri
: terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan
berlubang-lubang
o Cara terbentuk
: dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
o Kegunaan
: sebagai bahan baku dalam industri
poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
5) Diorit
o Ciri
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
o Cara terbentuk
: dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction
zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu
gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti
pada deretan Pegunungan)
o Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung
dan sbg bahan bangunan (hiasan)
6) Andesit
o Ciri
: batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau
jingga
o Cara terbentuk
: berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku)
ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius.
o Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat
candi
7) Gabro
o Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
o Cara
terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku
di dalam gunung
o Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding
)
8) Liparit
o
Ciri
: bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih
o
Cara terbentuk : mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit.
o
Kegunaan : cincin,
kalung, anting, aksesoris perhiasan
b.
Batu Sedimen atau Endapan :
batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan
batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian
endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd
bagian-bagian endapan tersebut.
1) Konglomerat
o
Ciri
: material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama
lainnya
o
Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
o Kegunaan
: untuk bahan bangunan
2) Batu
Pasir
o
Ciri
: tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah
o
Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
o
Kegunaan : sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan
3) Batu Serpih
o
Ciri
: lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau,
hitam, kuning, merah, abu-abu
o
Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya
beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o
Kegunaan : sbg
bahan bangunan
4) Batu Gamping (kapur)
o
Ciri
: agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau
ditetesi asam
o
Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan
binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan
musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
o
Kegunaan : sbg
bahan baku semen
o
Ciri
: gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi
o
Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke
udara dan mengendap di suatu tempat
o
Kegunaan :
dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan
6) Stalaktit dan
Stalagmit
o
Ciri
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
o
Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke
lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke
dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama kelamaan kapurnya
membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang
bentuknya runcing-runcing.
o
Kegunaan : sebagai
keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan
7) Batu Lempung
o Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
o
Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung.
o
Kegunaan : dijadikan
sbg kerajinan
c.
Batuan Metamorf atau Batuan Malihan :
batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami
perubahan karena panas dan tekanan
1)
Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu
gamping/kapur)
o
Ciri
: campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya
sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras
dan mengkilap jika dipoles
o
Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan
tekanan tinggi
o
Kegunaan : untuk
membuat patung dan lantai/ubin
2)
Batuan Sabak
o Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah
menjadi lempeng-lempeng tipis
o
Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
o
Kegunaan :
dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk membuat
atap rumah (semacam genting)
3) Gneiss (ganes)
o
Ciri
: berwarna putih kebau-abuan, terdapat goresan-goresan yang tersusun dari
minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada
lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari
butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut
o
Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang
terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
o
Kegunaan :
dijadikan sbg kerajinan
4) Sekis
o Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral
pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap dan terkadang ditemukan
kristal garnet
o
Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk
pada derajat metamorfosa tingkat menengah.
o
Kegunaan : sebagai sumber mika yang utama (satu komponen penting dalam
pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika)
5) Kuarsit
o
Ciri
: berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah, sering
berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang
o
Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak
mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk
akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan
felsdpar.
o
Kegunaan :
dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan
6) Milonit
o
Ciri
: butir-butir batuan ini lebih halus dan
dapat dibelah, dan abu-abu, kehitaman, coklat, biru
o
Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral
pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
o
Kegunaan :
dijadikan sbg kerajinan
2.
Proses Pembentukan
Tanah Karena Pelapukan Batuan
Tahap pertama dari proses
pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan
pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan
dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang
turut menentukan adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan
malam, keadaan musim kemarau dan musim penghujan.
Pada awalnya batuan pecah dalam
bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh
adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air, pecahan-pecahan
bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur
penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk
mineral-mineral baru.
Pelapukan digolongkan
dalam tiga bentuk :
1.
Pelapukan
fisik
2.
Pelapukan
kimia
3.
Pelapukan
biologis
Pelapukan fisik sering disebut juga
alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan
susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
Pelapukan kimia adalah proses
pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam
unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan mineral-mineral
baru.
Pelapukan biologis adalah pelapukan
yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun
yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi
aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati
menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan tingkat
tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan
batuan dan seterusnya.
3.
Susunan Tanah Beserta
Janis-jenisnya
Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah
atas, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah. Tanah lapisan paling atas
umumnya sangat subur. Hal ini karena lapisan tanah atas bercampur dengan
humus.Tanah yang kaya dengan humus berwarna lebih hitam dibandingkan jenis
tanah yang lain. Sementara itu,tanah lapisan bawah kurang subur dan mempunyai
warna lebih terang.Tanah lapisan bawahmengandung sedikit humus.
Humus berasal dari pembusukan hewan
atau tumbuhan yang telah mati. Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan
yang hidup di tanah, misalnya cacing tanah. Cacing tanah ini memakan
sampah-sampah yang ada di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan
bahan-bahan organik. Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini,
akan diuraikan oleh jamur.
Lapisan tanah yang terakhir atau
paling bawah yaitu bahan induk tanah. Bahan induk tanah merupakan lapisan tanah
yang terdiri atas bahan-bahan asli hasil pelapukan batuan. Lapisan ini disebut
lapisan tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan
lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan asalnya.
Dilihat dari ukuran, bentuk, dan
warnanya butiran tanah berbeda-beda. Ada yang butirannya terasa kasar pada
jari-jari tangan dan ada yang halus. Ada yang warnanya gelap dan ada yang agak
terang. Tanah yang kita tempati sekarang ini terdiri atas berbagai macam bahan
padat. Bahan padat ini berasal dari serpihan-serpihan batuan hasil pelapukan.
Bahan padat lainnya berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah yang telah
membusuk dan hancur.
Menurut butiran-butiran penyusunnya,
tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu
kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir
berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada
pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran
lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat
halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin. Penyusun tanah sangat erat
kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang mengandung banyak debu atau
butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung
banyak pasir mudah dilalui air.
4.
Janis-jenis Tanah
Menurut Bahan – bahan Pembentuknya
Bahan-bahan
pembentuk tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Demikian juga dengan jenis-jenis tanah. Jenis tanah juga dapat berbeda di
setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di
tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir,
tanah liat, dan tanah berkapur, tanah gambut, tanah vulkanik, tanah podzolik,
tanah alluvial, tanah laterit
a. Tanah Berhumus
Tanah humus berada di lapisan atas, berwarna gelap dan bersifat gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukkan tumbuhan. Tanah humus banyak terdapat di hutan tropis. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.
b.
Tanah Berpasir
Tanah berpasir mudah dilalui air atau bersifat porous dan mengandung sedikit bahan organik. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur karena mengandung sedikit humus tetapi jenis tanah ini cocok digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara.
c. Tanah Liat
Tanah liat atau lempung sangat sulit dilalui air. Tanah lempung terdiri atas butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan gerabah.
d. Tanah Berkapur
Tanah
ini terbentuk dari pelapukan bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air
dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak
begitu subur. Tanah ini cocok untuk ditanami pohon jati.
e. Tanah Gambut
Tanah gambut terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, serta bertekstur basah dan lunak. Tanah gambut kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.
f. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik banyak terdapat di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah vulkanik bersifat sangat subur sehingga sangat baik untuk pertanian.
g. Tanah Podzolik
Tanah podzolik mudah ditemukan di daerah pegunungan yang bercurah hujan tinggi dan beriklim sedang. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan yang banyak mengandung kuarsa sehingga tanah podzolik berwarna kecoklatan. Tanah podzolik kurang subur sehingga kurang cocok untuk pertanian.
h. Tanah Aluvial
Tanah aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa oleh air hujan ke dataran rendah. Tanah aluvial bersifat sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.
i. Tanah Laterit
Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemerah-merahan dan tidak subur karena tidak mengandung humus.
Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang berbedabeda pula.
Tanah yang subur baik untuk bercocok tanam. Kerikil dan pasir dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan. Tanah liat digunakan sebagai bahan pembuatan gerabah,
batu bata, genting, dan benda kerajinan lain. Jenis-jenis tanah penting kita
ketahui terutama jika akan bercocok tanam. Jenis tanah menentukan tingkat
penyerapan air, kandungan mineral tanah, dan kemampuanakar tumbuhan menembus
tanah.
No comments:
Post a Comment