Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pola
kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukimannya berdasarkan
kondisi fisik permukaan bumi.
1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk
Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata? Ada yang berupa
dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Nah, dalam usaha memenuhi
kebutuhannya, manusia memanfaatkan lingkungannya. Dengan demikian, kegiatan
ekonomi penduduk pun berkaitan erat dengan lingkungannya. Berbicara tentang
kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk.
Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari penduduk untuk memenuhi
kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya,
penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Mata
pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, berdasarkan tempat
(desa dan kota) dan berdasarkan jenis pekerjaan (pertanian dan bukan
pertanian).
a. Mata Pencaharian di Bidang Pertanian
Pengertian pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan
pengertian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian
meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela,
tanaman palawija, dll.
1) Pertanian
Pertanian merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan
sebagian besar penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga
disebut sebagai negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh
penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah.
Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar
hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk
membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk pindah
ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan yang
baru.
Bertegalan ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan,
tetapi pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo,
umbi-umbian, jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem
pengairan dan pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah
tadah hujan (pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya
melalui saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran
sungai), sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut).
2) Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang
menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan
rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa
sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
3) Perikanan
Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan
ikan. Perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan
laut. Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan
tambak yang terdapat di sepanjang pantai yang landai.
4) Peternakan
Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak.
Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan
unggas meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras, itik, angsa, dan burung.
Peternakan hewan kecil meliputi peternakan kambing, domba, babi, kelinci.
Peternakah hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau, dan kuda.
5) Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber
mata pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar.
Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh
pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat
mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu
disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia.
b. Mata Pencaharian di Bidang Nonpertanian
Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian,
perdagangan, pariwisata, dan jasa.
1) Pertambangan
Termasuk dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan,
pengambilan, dan pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam
bumi. Untuk mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan
penelitian atau eksplorasi. Jika hasil eksplorasi menunjukkan terdapat barang
tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi di suatu tempat, dilakukanlah
eksploitasi atau pengambilan barang tambang tersebut. Menurut wujudnya, barang
tambang dapat dibedakan menjadi (1) barang tambang padat seperti emas, perak,
batu bara; (2) barang tambang cair seperti minyak bumi, dan (3) barang tambang
gas seperti gas alam. Menurut kegunaannya, barang tambang dapat dikelompokkan
menjadi (1) barang tambang energi migas, seperti minyak bumi dan gas bumi, (2)
barang tambang energi nonmigas seperti batu bara, (3) barang tambang mineral
logam, seperti emas, perak, bauksit, nikel; (4) bahan tambang meniral nonlogam
seperti aspal, fosfat; (5) batuan seperti marmer, pasir besi, koalin.
2) Perindustrian
Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri dapat
dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga
dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, (2) industri kecil dengan
jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang, (3) industri sedang dengan jumlah tenaga
kerja antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih
dari 100 orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian
jadi, mebel, besi baja.
3) Pariwisata
Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber
pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata,
daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor
lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.
4) Jasa
Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru menjual
jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga keamanan.
Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di antaranya
ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.
2. Penggunaan Lahan
Ingatlah bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha
beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah. Dengan
demikian, tanah sangat penting bagi manusia. Lahan adalah tanah garapan.
Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Nah, bagaimana
manusia memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Penggunaan lahan
antara satu tempat dan tempat lain berbada. Secara umum, dapat dibedakan
penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota
a. Penggunaan Lahan di Pedesaan
Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di
desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan
dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:
(1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah
(2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya
(3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan
(4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk
lainnya.
Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam
menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi penduduk juga
bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut. Berdasarkan mata
pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut.
(1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian,
sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan
aktivitas perdagangan.
(2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan
perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan,
peternakan, dan perdagangan.
(3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber
mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil
tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.
b. Penggunaan Lahan di Perkotaan
Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas. Jumlah
penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis lebih
tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan
seperti berikut.
(1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor
pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden
(2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai dari
pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal.
(3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll.
(4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari TK
sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll.
(5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit, puskesmas,
laboratorium, dll.
(6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi.
(7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas tentara
dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya.
3. Pola Permukiman
Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal
manusia di suatu kawasan tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan
yang berdekatan satu sama lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk
sosial. Permukiman-permukiman yang dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan
sangat tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena
itu, pola-pola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri.
Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman
yang banyak dijumpai di Indonesia, yaitu pola memanjang (linier),
pola terpusat (nucleated), dan pola tersebar (dispersed).
1. Pola Memanjang (Linier)
Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier
bila rumah-rumah yang dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang.
Pola memanjang umumnya ditemukan pada kawasan permukiman yang berada di tepi
sungai, jalan raya, atau garis pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi
lahan di kawasan tersebut memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita
ketahui, sungai, jalan, maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu
ke titik lainnya, sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun
membangun rumah-rumah mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.
a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai
Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber
air yang melimpah dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan,
misalnya sumber air dan sarana transportasi. Permukiman penduduk di sepanjang
alur sungai biasanya terbentuk di sisi kanan dan kiri sungai dan memanjang dari
hulu hingga ke hilir. Di Indonesia, pola permukiman ini banyak ditemukan di sepanjang
sungaisungai besar, seperti Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di
Kalimantan.
b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya
Perkembangan kemajuan zaman memicu munculnya banyak
jalan raya sebagai sarana transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya
yang ramai membantu pertumbuhan ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya
untuk membangun permukiman di sepanjang jalan raya. Pola permukiman linier di
sepanjang jalan raya dapat ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia.
c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta
Api
Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api
biasanya hanya terkonsentrasi di sekitar stasiun kereta api yang ramai
dikunjungi orang. Rel kereta api dan stasiun kereta api merupakan sarana vital
yang mampu menghubungkan berbagai tempat yang berjauhan, sehingga sangat banyak
dikunjungi dan menarik untuk ditinggali. Pola permukiman linier di sepanjang
rel kereta api lazim ditemukan di Pulau Jawa saja.
d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai
Pola permukiman ini biasanya dibangun oleh penduduk
yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Pola permukiman linier di
sepanjang pantai dapat ditemukan di berbagai kawasan pantai dan desa-desa
nelayan di Indonesia.
2. Pola Terpusat (Nucleated)
Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di
mana rumah-rumah yang dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya
ditemukan pada kawasan permukiman di desa-desa yang terletak di kawasan
pegunungan. Pola ini biasanya dibangun oleh penduduk yang masih satu keturunan.
3. Pola Tersebar (Dispersed)
Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun
di kawasan luas dan bertanah kering yang menyebar dan agak renggang satu sama
lain. Pola tersebar umumnya ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola
ini dapat terbentuk karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu
sumber air, terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang
memiliki sumber air bagus.
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa dalam persebarannya
biasanya penduduk membangun rumah di kawasan-kawasan yang dapat menunjang
kegiatan kesehariannya, terutama kegiatan yang menunjang ekonomi mereka. Oleh
karena beragamnya pencaharian masyarakat, maka permukimanpermukiman penduduk di
Indonesia pun tersebar pada kawasan-kawasan tertentu.
Salah satu penyebab tidak meratanya persebaran
permukiman penduduk adalah perekonomian masyarakat. Sejak zaman dahulu, Jawa
telah menjadi pusat pemerataan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya,
penduduk banyak berdatangan ke Pulau Jawa untuk mencari barang dan pekerjaan
karena mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Padahal, kawasan-kawasan lain di
Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi.