NASKAH DRAMA PROKLAMASI KEMERDEKAAN



          Awal kisah, pada tanggal 6 Agustus 1945, di Studio Radio BBC London. Sutan Syahrir sedang mendengarkan siaran radio. Beliau sedang mendengarkan informasi terkini dari Nippon suatu saat yang membuat beliau tersentak.
Siaran Radio         : Sekutu mengebom kota Hiroshima, Jepang. Diperkirakan   akan ada pengeboman kembali.
Sutan Syahrir        : Apa? Nippon dibom? Harus kutemui golongan tua untuk menyampaikan berita ini.
Ketika Sutan Syahrir bertemu dengan Seokarno.
Sutan Syahrir        : Pak Seokarno, kota Hiroshima telah dibom oleh sekutu. Ada berita lain bahwa Nippon akan diserang lagi.
Ahmad Soebardjo : Begitukah? Baiklah, terus kabari berita terbaru tentang Nippon.
          Pada tanggal 9 Agustus 1945, di Studio Radio BBC London, Sutan Syahrir kembali menerima informasi tentang Nippon yang membuat hatinya kaget.
Siaran Radio         : Nippon kembali diserang. Kota Nagasaki menjadi sasaran. Kini Nippon tidak lagi berdaya di depan sekutu.
Sutan Syahrir        : Berita ini harus disampaikan kepada golongan tua.
Ahmad Soebardjo : Ada apa? Ada berita apa? Laporkan sekarang! Nanti akan saya sampaikan kepada Pak Soekarno jika sudah datang.
Sutan Syahrir        : Kota Nagasaki telah dibom oleh sekutu. Nippon melemah, mungkin ini waktunya kita mepersiapkan kemerdekaan.
Ahmad Soebardjo :Benarkah? Tapi jangan bertindak gegabah, tunggu dulu, Nippon juga masih kuat. Nyatanya mereka belum kalah.
Sutan Syahrir        : Baiklah...
Sutan Syahrir menunggu kabar dari radio sampai tanggal 15 Agustus 1945. Tiba – tiba ada kabar mengejutkan yang membuat senang Sutan Syahrir.
Siaran Radio         : Nippon telah mengalami kerusakan parah di kotanya. Dengan itu Nippon menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Sutan Syahrir        : Nippon telah kalah??? Ini adalah kesempatan bangsa Indonesia untuk memproklamasi kemerdekaan bangsa ini. Tapi karena Soekarno baru datang dari Vietnam, lebih baik besok saja kusampaikan berita ini.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Sutan Syahrir mengumumkan berita kekalahan Jepang kepada seluruh warga. Di Kediaman Soekarno-Hatta, Sutan Syahrir dan beberapa golongan muda datang membicarakan tentang kekalahan Jepang.
Sutan Syahrir        : Pak Soekarno, bagaimana kalau bangsa kita cepat – cepat dimerdekakan? Jika tidak bangsa kita akan dijajah kembali.
Soekarno              : Jangan dulu... kita harus menunggu berita resmi dari Pemerintah Nippon terlebih dahulu. Jika tidak begitu, kita akan disiksa dan diserang oleh Nippon.
Soekarni               : Buat apa menunggu lagi? Nippon telah kalah. Mereka tidak bisa apa – apa. Lebih baik sekarang kita persiapkan kemerdekaan bangsa kita.
M. Hatta               : Meskipun Nippon telah kalah dari sekutu, tapi mereka belum menyerahkan kekuasaannya atas bangsa Indonesia. Kita belum bisa memerdekakan bangsa ini.
Wikana                 : Cepatlah... nanti terlambat kita memerdekakan bangsa ini.
Ahmad Soebardjo : Tidak bisa... mereka masih memiliki hak sepenuhnya atas bangsa Indonesia. Kita tidak bisa melawannya...
Chaerul Saleh       : Hak mereka apa? Apa mereka punya hak penuh atas bangsa ini? Kita yang punya hak penuh bukan mereka. Kita yang tinggal di tanah ini tapi kenapa orang lain yang punya hak, kenapa bukan kita? Jadi, kenapa ditunda – tunda lagi, lebih baik sekarang kita persiapkan kemerdekaan bangsa kita.
Keadaan semakin kacau, golongan muda bersikeras untuk mempersiapkan kemerdekaan. Sedangkan golongan tua bersikeras menunda kemerdekaan. Dengan itu para golongan muda mengadakan pertemuan, hasil dari pertemuan itu adalah mendesak Soekarno-Hatta untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Wikana                 : Cepatlah memerdekakan Indonesia, jika tidak mau anda berdua harus ikut kami.
Soekarno              : Apa alasan anda, para golongon muda membawa kami pergi. Dan akan kaubawa kemana kami?
Wikana                 : Supaya anda tidak dipengaruhi oleh Pemerintah Nippon. Masalah kemana itu tidak penting
            Golongan muda membawa pergi Soekarno-Hatta ke Rengas Dengklok. Sesampainya di sana, Soekarno-Hatta terus diberikan suatu ancaman untuk memerdekakan negeri ini. Sampai suatu ketika.
Chaerul Saleh       : Mereka masih belum menerima kekalahan Nippon. Mereka masih terpengaruh oleh kekuasaan Pemerintahan Nippon. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus berunding dengan para golongan tua.
Soekarni               : Setuju... kita harus bertemu dengan golongan tua secepatnya.
Akhirnya, para golongan muda dan golongan tua berkumpul merunding- kan tentang pembebasan Soekarno-Hatta sekaligus persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Soebardjo : Wikana, Sukarni, dan Chaerul Saleh, apa hal kalian menculik Soekarno-Hatta dan membawanya ke Rengas Dengklok?
Soekarni               : Kami membawa mereka, agar mereka tidak terpengaruh terhadap Pemerintahan Nippon. Dan agar ingin memerdekakan negeri ini. Bukankah kita telah melakukan banyak persiapan dahulu? Apa gunanya Dokuritzu Junbi Cosakai dan Dokuritzu Junbi Inkai? Bukankah untuk mempersiapkan kemerdekaan negeri ini? Bukankah kita selalu mengidam – idamkan suatu kemerdekaan? Tapi mengapa para golongan tua tidak ingin melakukannya sekarang?
Ahmad Soebardjo : Saya tahu masalah itu. Semua yang anda katakan itu benar. Kami memang menginginkan kemerdekaan. Tapi ini belum saatnya.
Moh. Yamin         : Ya, Tidakkah anda tahu, Nippon memang telah kalah dari sekutu, tapi mereka belum menyerahkan kekuasaannya. Meskipun mereka telah mengeluarkan ribuan janji untuk memperbolehkan kemerdekaan kita, tapi nyatanya janji itu hanya janji palsu belaka. Tidak mungkin mereka akan memerdekakan negeri kita ini.
Chaerul Saleh       : Pokoknya, kita harus memproklamasikan kemerdekaan negeri ini besok. Titik. Itu adalah kesepakatan para golongan muda.
Ahmad Soebardjo : Kalau itu mau kalian, baiklah. Tapi bebaskan dulu Soekarno-Hatta, karena hanya mereka yang dapat memimpin Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Soekarni               : Masalah tersebut sudah diatasi. Saudara Darwis akan menjemput mereka.
Ahmad Soebardjo : Tunggu dulu, aku ikut dengan kalian. Dan beri sedikit waktu untuk bicara dengan Pak Yamin.
Moh. Yamin         : Apa anda telah memikirkan keputusan ini masak – masak? Ini bukanlah keputusan ringan. Ini menyangkut tentang negeri ini.
Ahmad Soebardjo : Sudahlah. Mereka juga benar, kita menginginkan kemerdekaan, tapi ketika ada waktu malah diam saja. Lagipula, keputusan ini akan disambut baik oleh masyarakat Indonesia.
Moh. Yamin         : Baiklah kalau begitu, saya juga tidak bisa menolak.
Ahmad Soebardjo : Ya sudah, saya pergi dahulu. Assalamu’alaikum.
Moh. Yamin         : Wa’alaikumussalam.
Akhirnya mereka menjemput Soekarno-Hatta ke Rengas Dengklok. Sesampainya di sana banyak persiapan menjelang kemerdekaan. Semua telah sibuk dengan pekerjaannya masing – masing.
Di malam itu, Soekarno bingung harus membicarakan proklamasi dimana. Karena tidak ada tempat. Akhirnya, dipilihlah rumah Laksamana Maeda.
Soekarno              : (mengetuk pintu)
Laks. Maeda         : Apa hal kalian datang kemari?
Soekarno              : Maaf mengganggu anda, kalau bisa kami akan meminjam ruangannya untuk membicarakan proklamasi kemerdekaan untuk esok hari.
Laks. Maeda         : Jadi besok akan ada proklamasi? Baiklah silahkan masuk.
Ahmad Soebardjo : (bicara dengan Soekarno) Lebih baik, Anda dan Pak Hatta saja yang masuk membicarakan hal ini, kami akan menunggu di luar.
Soekarno              : Tapi kami berdua butuh anda Pak Soebardjo. Lebih baik anda ikut.
          Setelah beberapa lama kemudian, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo keluar dan mengumumkan hasil diskusi mereka. Tapi ada ketidaksesuaian antara pendapat Soekarno dan warga. Akhirnya menurut pemikiran yang matang, diubahlah rancangan proklamasi tersebut.
          Setelah itu, Soekarno memanggil Sayuti Melik untuk mengetik naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah dibuatnya.
Soekarno              : Pak Sayuti, saya telah membuat konsep teks proklamasi. Bisakah anda mengetiknya?
Sayuti Melik         : Saya sangat senang diberikan suatu kepercayaan dari anda. Saya akan menjalankan tugas dengan baik.
Soekarno              : Bagus. Kalau begitu laksanakan.
Soekarno juga memanggil istri pertamanya, Fatmawati.
Soekarno              : Istriku, sekarang bangsa kita akan merdeka, tapi bangsa ini belum punya bendera. Tolong buatkan dan jahitkan sebuah bendera. Kalau bisa secepatnya.
Fatmawati            : Baiklah, suamiku. Akan saya buat secepatnya. Tapi, saya hanya memiliki kain merah dan putih. Itupun dari baju bekasku.
Soekarno              : Tak apa. Buatlah bendera yang sederhana. Ya sudah aku pergi dulu. Doakan negeri ini agar tentram esok hari.
Fatmawati            : Ya, aku selalu berdoa untukmu dan negeri ini.”
Soekarno                ; Ya, terima kasih...
Hari jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB Di Jln. Pegangsaan timur No.56, dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.                                                                                                              
Sesaat sebelum upacara di mulai.
Soekarno              : Trimurti, tolong anda kibarkan bendera merah putih ini  sebagai tanda kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti                : Siap, bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk       mengibarkanya. Hai kalian! Kalian mendapat kerhomatan untuk mengibarkan Bendera ini  untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud  : Siap, komandan! Kami tak akan mengecewakan anda.
Tiba  saatnya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia...
Tokoh – tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. A.A. Maramis, H.O.S. Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani, dll.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempat semula. Soekarno mendekati Mikrofon. Dengan suara lantang dan mantap, Soekarno membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.

(Pidato Soekarno) :









          “Saudara-saudara sekalian ! Saya telah meminta sudara untuk hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita.Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk merdeka. Bahkan telah berates-ratus tahun lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalan, kami para pemuda-pemuda rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia.saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :  

 

(Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan) :



Kemudian dibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih dengan diiringi Lagu Indonesia Raya. Para hadirin turut menyanyikan lagu ini.
          Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun, peristiwa ini telah mengubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai gnerasi penerus bangsa Indonesia harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para pejuang tanah air zaman dahulu dengan cara mempertahankan negeri ini dan membawa nama harum bangsa Indonesia ke kancah Internasional.

1 comment:

  1. Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack - JT Marriott
    The new Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack offers a new, exciting 대구광역 출장샵 experience for guests. JT Marriott Philadelphia 남원 출장안마 Casino & 강원도 출장샵 Racetrack 보령 출장샵 in Chester, PA. 김포 출장안마

    ReplyDelete